WHATS UP WITH EITI / Ada apa dengan EITI
WHATS UP WITH EITI / Ada apa dengan EITI. [Posted 5 Aug 2015, 257 views, 16 likes, 0 comments]
I recently visited the Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) Jakarta office located at Kementarian Negara BUMN building, 18th floor on Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13. EITI come under the coordinating ministry for economic affairs and are jointly funded by Indonesia and the World Banks multi donor fund. Essentially they collect the tax and royalty data from the mining industry (oil, gas, coal, minerals) and compare that with the funds actually received in banks for the government, this is then audited by an independent party and the report published on their open web site such that the public can then take various informed actions.
Saya baru-baru ini mengunjungi kantor (EITI) Jakarta Extractive Industries Transparency Initiative terletak di gedung Kementarian Negara BUMN, lantai 18 di Jl. Medan Merdeka Selatan Nomor 13. EITI berada di bawah Kementerian Koordinator Perekonomian dan didanai bersama oleh Indonesia dan dana multi-donor Dunia Bank. Pada dasarnya mereka mengumpulkan pajak dan royalti data dari industri pertambangan (minyak, gas, batubara, mineral) dan dibandingkan dengan dana yang benar-benar diterima di bank pemerintah, ini kemudian diaudit oleh pihak independen dan laporannya diterbitkan pada situs web terbuka mereka sehingga masyarakat kemudian dapat mengambil berbagai tindakan berdasarkan laporan tersebut.
I had a pleasant chat with some of the EITI management wherein they confirmed the Indonesian affiliation was formally “suspended” due to the incomplete 2012-13 Indonesian report. Their current schedule is to submit the first draft report for the 2012-13 periods to EITI international in October 2015. If they fail to meet this deadline, then Indonesia may be expelled from the international EITI, with subsequent loss of international credibility. Such a loss of credibility and transparency may further impact on Indonesia’s credit rating, and certainly detract from responsible companies seeking to invest in Indonesia, though less concerned players may be attracted!!!
Saya mengadakan perbincangan yang cukup menyenangkan dengan beberapa manajemen EITI di mana mereka menegaskan afiliasi Indonesia secara resmi “ditangguhkan” karena tidak lengkapnya laporan Indonesia 2012-13. Jadwal mereka saat ini adalah untuk mengirimkan draft laporan pertama untuk periode 2012-13 kepada EITI internasional pada bulan Oktober 2015. Jika mereka gagal memenuhi tenggat waktu ini, maka Indonesia dapat dikeluarkan dari EITI internasional, dengan resiko hilangnya kredibilitas internasional bagi EITI Indonesia. Kehilangan kredibilitas dan transparansi international ini akan mempengaruhi peringkat kredit Indonesia, dan tentunya mengurangi perusahaan bertanggung jawab yang ingin berinvestasi di Indonesia, meskipun pemain kurang peduli dapat tertarik !!!
The EITI management indicate that they have collected about 30-40% of the data to date, but are behind schedule due to the Lebaran slow down. Some of the operational difficulties include;
Manajemen EITI menunjukkan bahwa mereka telah mengumpulkan sekitar 30-40% dari data sampai saat ini, tetapi terlambat dari jadwal karena Lebaran. Beberapa kesulitan operasional meliputi;
- Lack of enthusiasm from the mines department, wherein their administrative staff is focused on a number of prominent public issues, and EITI is apparently given a low priority rating.
- Kurangnya antusiasme dari departemen pertambangan, dimana staf administrasi mereka difokuskan pada sejumlah isu-isu publik yang menonjol, dan EITI tampaknya diberi rating prioritas rendah.
- Some branches of central or regional governments have not yet adequately committed to, or implemented their obligations to support the EITI program, or are reluctant to correspond with EITI.
- Beberapa cabang pemerintah pusat atau daerah belum cukup berkomitmen untuk, atau melaksanakan kewajiban mereka untuk mendukung program EITI, atau enggan berkorespondensi dengan EITI.
- Difficulty to have reliable access to some mining companies, particularly as a number of IUP companies have out of date or false contact details (including those with C&C status).
- Kesulitan untuk memiliki akses yang dapat diandalkan untuk beberapa perusahaan pertambangan, terutama karena sejumlah perusahaan IUP memiliki data yang tidak up-to-date bahkan ada yang datanya palsu (termasuk C & C status).
- The authority to control IUP’s has moved from the Regions to the Provinces, however much of the data is still with the Regions, with little cooperation between some of the parties over such issues.
- Kewenangan untuk mengontrol IUP telah pindah dari Daerah ke Provinsi, namun banyak data yang masih dipegang Daerah, dimana kerjasama antar daerah dan provinsi agak kurang.
- Letters of authorization from the mining companies to allow EITI access to government tax records is slow, and sometimes complicated by changes of directors in the mining companies, or that some companies of 2013-13 are no longer active.
- Surat kuasa dari perusahaan pertambangan untuk memungkinkan EITI mendapat akses catatan pajak pemerintah lambat, dan kadang-kadang rumit oleh perubahan direksi di perusahaan tambang, atau bahwa beberapa perusahaan dari 2013-13 tidak lagi aktif.
- The decline in commodity prices has resulted in demoralization of some of the companies plus changes in management with little incentive to comply with EITI requests.
- Penurunan harga komoditas telah mengakibatkan demoralisasi dari beberapa perusahaan ditambah perubahan manajemen dengan sedikit insentif untuk memenuhi permintaan EITI.
Discussion also drifted towards popular gossip, with speculation that some very rich and politically well connected domestic players may not fully support the EITI process. Such people’s ultimate objective is short term financial gain along with long term increased control over the industry through broadening their business and weakening government compliance.
Perbincan juga melarambat ke arah gosip populer, dengan spekulasi bahwa beberapa pemain domestik yang sangat kaya dan dengan koneksi politik yang luas mungkin tidak sepenuhnya mendukung proses EITI. Tujuan utama orang-orang seperti ini adalah keuntungan finansial jangka pendek dan jangka panjang akan meningkatkan kontrol atas industri melalui perluasan bisnis mereka dan melemahkan kontrol pemerintah.
The EITI team appears to be worn down by the bureaucracy of administration, due to the tardy interaction between the different governments entities associated with the operation of EITI. Also the EITI seems to know little about the coal mining industry, and even less about the mineral mining industry.
Tim EITI tampaknya lelah oleh birokrasi administrasi, karena interaksi lambat antara entitas pemerintah yang berbeda terkait dengan pengoperasian EITI. Juga EITI tampaknya tidak tahu banyak tentang industri pertambangan batubara, dan bahkan kurang memahami industri pertambangan mineral.
In discussion I suggested; Dalam diskusi saya menyarankan;
1- That the EITI web site ( www.eiti.ekon.go.id ) could be improved with a monthly progress reports including a matrix of companies and process steps, plus government agencies and process steps. This may allow the public to become more involved with the EITI process, and therefore become more supportive of transparency. Perhaps monthly publication may encourage company shareholders, directors or staff to more openly support EITI compliance within their own company, or NGO’s and communities to become more active in urging their local government towards timely compliance.
1- Bahwa situs web EITI (www.eiti.ekon.go.id) dapat ditingkatkan dengan laporan kemajuan bulanan termasuk matriks perusahaan dan langkah-langkah proses, ditambah instansi pemerintah dan langkah-langkah proses. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk menjadi lebih terlibat dengan proses EITI, dan karena itu menjadi lebih mendukung transparansi. Mungkin publikasi bulanan dapat mendorong pemegang saham perusahaan, direksi atau staf untuk lebih terbuka mendukung syarat dari EITI dalam perusahaan mereka sendiri, atau LSM dan masyarakat , untuk menjadi lebih aktif dalam mendesak pemerintah setempat terhadap kepatuhan tepat waktu.
2- That the EITI may not need to get complete compliance from all target companies and agencies, but the report may be produced on time, including clearly displaying the incomplete aspects – to reflect an appropriate level of compliance. Non-compliant companies or agencies could be “name & shamed” while compliance companies and agencies can be supported.
2- Bahwa EITI mungkin tidak perlu untuk mendapatkan kepatuhan lengkap dari semua perusahaan maupun lembaga yang ditargetkan , namun laporan dapat dihasilkan tepat waktu, termasuk dengan jelas menampilkan aspek yang belum lengkap – untuk mencerminkan tingkat kepatuhannya. Perusahaan atau lembaga non-compliant bisa mendapat status “name& shamed“ sementara perusahaan dan lembaga yang patuh bisa mendapat dukungan.
Furthermore ; Selanjutnya;
1- The EITI may take this opportunity to lobby that the proposed revisions to the mining law include provisions to streamline ongoing IETI compliance. For example all renegotiated COW’s, annual renewal of C& C plus new IUP’s include signed agreements that provide for the companies A) commitment to compliance with the IETI process and B) prior approval to access tax & royalty data from the appropriate government agency.
1- EITI dapat mengambil kesempatan ini untuk melobi bahwa usulan revisi undang-undang pertambangan meliputi ketentuan untuk merampingkan syarat kepatuhan IETI yang saat ini berlaku. Misalnya semua KK yang di-renegosiasi , perpanjangan ijin tahunan untuk C&C , dan IUP, mencakup perjanjian tertulis yang menyatakan bahwa :
- a) komitmen untuk memenuhi proses IETI dan
- b) persetujuan untuk mengakses data pajak & royalti dari lembaga pemerintah yang sesuai
2- The EITI could become more active in the coal & mineral mining sector, attending industry functions, preparing articles for a wide range of publications, including Petromindo’s Coal Asia magazine etc.
2- EITI bisa menjadi lebih aktif di sektor pertambangan batubara & mineral, menghadiri pertemuan2 industri, mempersiapkan artikel untuk berbagai publikasi, termasuk majalah Petromindo COAL Asia dll
3- There is some speculation that some of the recent success of the Philippines nickel raw ore exports may actually be vessels first visiting illegal Indonesian nickel mines, and then passing by Philippine mines to re-label the cargo’s origin before heading for export. If EITI was widely adopted throughout ASIA, then such practices may be more readily detected.
3- Ada beberapa spekulasi bahwa beberapa keberhasilan Philipina baru-baru ini dari ekspor bijih mentah nikel sebenarnya bisa berasal dari kapal yang mengunjungi tambang nikel illegal di Indonesia, dan kemudian menuju tambang di Filipina dimana label “cargo’s origin” dibuat kembali dengan “origin” baru, sebelum menuju ekspor. Jika EITI secara luas diadopsi di seluruh ASIA, maka praktek-praktek tersebut mungkin lebih mudah terdeteks